Precious

Terngiang sepatah lirik lagu, "harta yang paling berharga, adalah keluarga". Lagu pengantar sebuah tayangan karya Arswendo Atmowiloto (cek nama) yang berkisah akan perjuangan hidup satu keluarga yang pedih namun menghangatkan hati mereka yang menontonnya. Perjuangan hidup mereka boleh perih, namun kehangatan keluarga menjadi obat perih tersebut. Bila belum pernah menonton tayangannya, tonton, kuyakin waktu yang disisihkan tak percuma. Bila sempat (dan senang), baca bukunya. Keluarga Cemara bagiku judul yang setiap waktu kusisihkan tak terbuang percuma.

Banyak ragam berpendapat bila ditanya, "apa yang berharga dalam hidup?". Ada yang berpendapat: uang, emas, mobil, atau benda lainnya. Atau, sesuatu yang bukan benda: orang terkasih (manusia bukanlah benda, sayang, dimensi manusia amat luas yang jika hanya sebatas benda amatlah sempit), waktu, kenangan, dan sebagainya. Kurasa, tak ada yang salah dari jawaban-jawaban itu. Setiap orang boleh memiliki pandangan masing-masing. Yang tidak baik adalah, menyalahkan tanpa memahami.

Bila giliran aku yang ditanya, jawaban bergantung pada waktu kapan aku ditanya. Bila bertanya padaku di masa lalu, aku akan menjadi orang di golongan pertama. Bila bertanya padaku kini, yang pertama pun berharga, namun yang kedua tak tergantikan.

Ingat surat Al-Ashr? Bagi yang muslim, mungkin masa kecil mereka menjadikan surat ini surat favorit. Namun bagi yang menua, aku tak tahu. Silakan baca terjemahannya.

Matahari terbit dari timur, dan tak terasa telah terbenam. Terbit, terbenam. Tak terasa sudah 1000 kali matahari terbit dan terbenam. Tanpa disadari, sudah 10 ribu kali matahari datang di ufuk timur dan pergi dari ufuk barat sejak hari kusadari matahari terbit dan terbenam.

Diriku sudah menua, demikian mereka yang kucintai. Tersisa berapa masa lagi kubersamanya? Berapa lama lagi aku dapat membahagiakan mereka?

Dan, pada akhirnya, bagiku yang paling berharga adalah, dan sayangnya, sesuatu yang (akan) amat kita sesalkan akan kehilangannya... Dan salah satu nikmat yang besar adalah sadar sebelum kehilangannya.