Unreal Engine
Lama sekali tak menulis. Ada mood, tenaganya loyo. Ada tenaga, waktunya nggak ada. Atau kombinasi dari ketiganya (yang jadinya ada berapa kombinasi yang mungkin? Udah nggak ingat pelajaran matematika SMA). Aah, setidaknya ada tulisan singkat.
Perjalanan dari terakhir menulis Mei lalu sampai sekarang nano-nano; asem manis asin (+ pedas pahit), dan bisa dibilang saat itu aku sedang dalam fase babak belur. Entah bisa dibilang sebagai burnout atau tidak, yang jelas masa-masa itu adalah bagian dari berbagai titik rendah dalam hidupku.
Perlahan-lahan, aku punya traksi lagi untuk melanjutkan hidup. Seolah ada yang menarik lagi diriku, yang seperti mobil terjebak di dalam lumpur mulai menemukan lagi tanah yang bisa menerima torsi rodanya. Memang, dalam kondisi seperti itu, mobil tidak bisa maju sendiri, harus ada yang menariknya. Kalau tidak, mau digas gimana pun pasti tetap tak bisa gerak, yang kemudian pasti tewas karena kehabisan energi hidup bensin.
Namun, ada yang menarik. Aku tidak tahu apa yang menarikku dan dengan apa ia menariknya. Yang jelas, tiba-tiba bersemangat untuk mencoba melakukan hal lain dalam hidup yang tak pernah kulakukan sebelumnya seumur-umur. Atau, dibilang tiba-tiba juga sepertinya tidak juga. Beberapa waktu lalu aku iseng-iseng bersemangat mengikuti webinar dari Agate tentang membuat game menggunakan Unreal Engine (love you, Agate. bulan Mei gitu?). Dan lagi-lagi, entah darimana semangat itu muncul. Padahal, dibilang gamers pun aku tidak layak.
Dan selang beberapa hari, aku mulai melakukan setup Unreal Engine di PC. Selang beberapa bulan kemudian (aka TODAY), aku mulai membuka Unreal Engine lagi. Hahaha, kacau memang, tapi ombak baru tenang sekarang, sehingga baru dingin lagi kepala (walau tak dingin-dingin amat) dan mampu ngoprek lagi.
And You know what? Sepertinya aku harus menabung untuk GPU hahahaha. UHD 730 tak kuat. Belajar malah jadi jangar. Semoga ada rejekinya lagi.
Alhamdulillah, bersyukur punya bensin energi hidup lagi.
Komentar
Posting Komentar