Dalam 30 tahun perjalanan hidupku, aku telah bertemu dengan banyak orang. Setiap mereka memberikan warna pada diriku dan membuatku menjadi diriku yang sekarang. Bagai cat dalam lukisan, yang setiap goresannya berakhir indah. Namun, ada kala dimana ego diri menutupinya dan meluruhkan warna-warna itu. Menjadi warna yang tak karuan, tak kukenal lagi siapa yang memberikan warna itu. Membesarnya ego itu semakin melarutkan warna-warni indah itu menjadi bercampur tak karuan, terlihat seperti hitam kelabu. Dan demikian hari-hari itu kulalui. Hari demi hari adalah kelabu, tanpa kusadari. Dan, ada diantara mereka yang tak hanya ikut menggoreskan warna, juga memancarinya dengan cahaya dengan warna yang telah mereka goreskan. Yang kelabu kembali nampak merona. Walau telah kelabu, berkat cahaya tersebut nampak kembali sayup-sayup garis-garis warna itu, yang perlahan mengingatkanku siapa pelukisnya. Dan semoga, mereka berkenan menerima salam dari si pelupa ini, dan berkenan memaafkan dan kembal...
Postingan
Untuk apa bekerja?
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terlintas pikiran yang singkat, namun mengena, "buat apa bekerja?" Ini hanya tulisan singkat menjelang tidur, dan menghadapi hari pertama kerja dalam seminggu. Termenung sejenak, tak ada masalah bekerja dengan niatan untuk mencari uang. Namun, jika niatan berhenti di situ, bukannya tak mungkin kelak niatan kita "di-challenge". Entah, namun ditantang dalam berbagai bentuk yang tak terbatas pada, perasaan tak pernah cukup, atau beragam rasa ketakutan. Temanku, putra dari guruku, pernah dalam masa tersulit pekerjaan (dan kebetulan satu tim) berkata untuk meniatkan pekerjaan untuk memudahkan hidup orang lain. Dan di kala seperti itu, aku yang baru bekerja beberapa saat pun tak mengerti perkataan itu. Boro-boro berpikir seperti itu, kerja saat itu saja rasanya ingin segera kabur. Selang hitungan tahun, kutemukan benang merahnya belakangan ini. Tanpa ada niatan sombong, saya senang membantu berbagai hal yang saya juga sama-sama senang melakukannya dan diniatkan agar oran...
Ashita wa Kitto hare ni narimasu.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
And though it's darker than December What's ahead is a different colour Sepatah lirik dari lagu yang sudah lama terlupakan. Kalimat yang optimis di masa mendatang, nostalgia yang membangkitkan semangat seperti sedia kala, dalam waktu-waktu ceria dan semangat. Ditemani parfum kecil Coronado Cherry yang cocok dengan era lagu itu, semoga bisa menjadi pembangkit dalam hari-hari yang sulit, pengingat akan datangnya hari yang indah. When you're close to tears remember Someday it'll all be over One day we're gonna get so high Demikian tulisan amat singkat ini. Belakangan, aku lebih suka menulis di blog ketimbang di media sosial. Semangatnya beda, soalnya. Semangat, kawan!
Healing
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Tulisan singkat untuk setidaknya melepaskan apa yang ada dalam pikiran. Kata "healing" kurasa bukan kata yang berkonotasi negatif. Namun, karena kata itu sering disalahgunakan, banyak yang beranggapan kegiatan "healing" sama dengan menghindari tanggung jawab. Seperti cuti untuk healing, atau jenis izin lainnya untuk melakukan healing. Tulisan ini hanya opini, opini akan sudut pandang pada healing. Dahulu, aku termasuk yang kurang suka pada kata healing tersebut, terbentuk stigma yang kurang baik. Sekarang, itu berbalik. Aku merasa healing adalah hal yang perlu, terutama di zaman yang menuntut serba cepat dan high-performing. Ditambah, keadaan ekonomi yang semakin tak menentu, dan berbagai faktor lainnya. Diriku merasa sudah berada pada titik untuk rehat, sejenak bebas dari beban tanggung jawab. Pencetus "peringatan" diri butuh "healing" yang kualami sebetulnya sederhana. Salah satu kegiatan yang paling aku suka adalah merawat kendaraan, yang mala...
Precious
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Terngiang sepatah lirik lagu, "harta yang paling berharga, adalah keluarga". Lagu pengantar sebuah tayangan karya Arswendo Atmowiloto (cek nama) yang berkisah akan perjuangan hidup satu keluarga yang pedih namun menghangatkan hati mereka yang menontonnya. Perjuangan hidup mereka boleh perih, namun kehangatan keluarga menjadi obat perih tersebut. Bila belum pernah menonton tayangannya, tonton, kuyakin waktu yang disisihkan tak percuma. Bila sempat (dan senang), baca bukunya. Keluarga Cemara bagiku judul yang setiap waktu kusisihkan tak terbuang percuma. Banyak ragam berpendapat bila ditanya, "apa yang berharga dalam hidup?". Ada yang berpendapat: uang, emas, mobil, atau benda lainnya. Atau, sesuatu yang bukan benda: orang terkasih (manusia bukanlah benda, sayang, dimensi manusia amat luas yang jika hanya sebatas benda amatlah sempit), waktu, kenangan, dan sebagainya. Kurasa, tak ada yang salah dari jawaban-jawaban itu. Setiap orang boleh memiliki pandangan masing-mas...
Menulis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Akhir minggu adalah waktu untuk beres-beres. Sabtu, membereskan yang berantakan; Minggu, membereskan berbagai urusan yang tertunda. Sabtu, kutemukan mesin tik dari tumpukan sisa pindahan yang belum sempat dirapikan, dan Minggu kubersihkan mesin tik itu. Bukan mesin tik Olivetti atau pun Smith-Corona yang kuidamkan, namun mesin tik kantoran biasa yang bisa ditemukan di kantor pada era 80-90an. Tembakan era itu bukan tak berdasar; ibuku terkenang akan masa-masa aktifnya ketika melihatnya. Beliau mencoba tapi sepertinya sudah lupa bagaimana cara menggunakannya. Di era layar sentuh, semuanya sudah sangat praktis. Salah ketik pun akan ada yang memperbaikinya dengan baik tanpa perlu menghapus dan mengetik ulang, dengan syarat baca kembali sebelum kata-kata itu diberikan kepada orang lain. Dan, bukan hanya ibu yang terkenang melihatnya. Diriku pun terkenang melihatnya. Aku mewarisinya dari seorang kenalan, ketika aku melihat mesin tik itu dalam gudangnya. Kucoba mengetik menggunakannya, tak s...
Unreal Engine
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Lama sekali tak menulis. Ada mood, tenaganya loyo. Ada tenaga, waktunya nggak ada. Atau kombinasi dari ketiganya (yang jadinya ada berapa kombinasi yang mungkin? Udah nggak ingat pelajaran matematika SMA). Aah, setidaknya ada tulisan singkat. Perjalanan dari terakhir menulis Mei lalu sampai sekarang nano-nano; asem manis asin (+ pedas pahit), dan bisa dibilang saat itu aku sedang dalam fase babak belur. Entah bisa dibilang sebagai burnout atau tidak, yang jelas masa-masa itu adalah bagian dari berbagai titik rendah dalam hidupku. Perlahan-lahan, aku punya traksi lagi untuk melanjutkan hidup. Seolah ada yang menarik lagi diriku, yang seperti mobil terjebak di dalam lumpur mulai menemukan lagi tanah yang bisa menerima torsi rodanya. Memang, dalam kondisi seperti itu, mobil tidak bisa maju sendiri, harus ada yang menariknya. Kalau tidak, mau digas gimana pun pasti tetap tak bisa gerak, yang kemudian pasti tewas karena kehabisan energi hidup bensin. Namun, ada yang menarik. Aku tidak tahu...